Kamis, 30 Oktober 2008

The Pecel lele Boy


"Paak Eldo lapar nih", ha... belom makan do ?.Itulah kata-kata rengekan dari sibontot,kalau die kepengen makan pecel lele.
Menu makanan maha dahsyat favoritnya.Tak peduli pecel lele beli ataupun buatan ibunya ,semua dihantam tanpa pengecualian.Sekali hadap bisa dua piring nasi tandas tanpa bekas.
Kadang dia hanya berkomentar ,"lelenya kurang enak,tapi yang enak sambalnya pak".Dan yang sangat mengherankan kalau dia kepengen menu ini tak peduli makan siang maupun malam asal ada pecel lelel pasti makannya lahap.Sepertinya khusus menu ini tidak akan membuatnya bosan walau dihidangkan setiap hari.Pernah kita mencoba untuk makan pada tempat penjual lele yang bukan langganan.Eh..... makannya juga nggak ngaruh,tetep saja lahap.Kemudian kita sudah tahu kalau dia baru saja makan tapi kalau diajak makan dengan menu itu tetep saja lapar katanya.Tapi apabila menunya bukan pecel lele dia akan bilang,"udah kenyang pak".Busyet, ada apa dengan pecel lele jangan-jangan mengandung pelet.
Fenomena pecel lele memang mengagumkan,pernah satu ketika kami bersama teman-teman berkunjung ke daerah perhuluan yang apabila setelah mahgrib biasanya pasar sepi.Tapi saya pernah bilang kalo mau tahu kondisi daerah akan ramai di malam hari.Lihat saja apa ada yang jual pecel lelenya kalau ada bisa dipastikan kota tersebut malamnya akan bergairah,pasti ada kehidupan.
Dari segi perekonomian ,pecel lele merupakan potensi besar ada dibaliknya .Dari pengembang biakkannya,kemudian lalapan nya asal bisa diatur secara sinergi dengan baik akan tetap menjanjikan.Apalagi kalau kita lihat di pontianak jumlah penjual pecel lele pasca kerusuhan di ibukota tahun 1998 menjamur bak cendawan di musim hujan.Dimana penjualnya masih kebanyakan dari daerah lamongan jawa Timur.Berapa ,kebutuhan lele yang diperlukan untuk konsumsi perhari saja ,saya kira sangat besar bisa mencapai ratusan kilo kalo per hari harga perkilo mencapai kisaran rp.20.000,- silakan hitung sendiri.Mudah-mudahan potensi ini bisa digarap secara sinergi mulai dari pengembang biakkan sampai ke pendagang pecel lelel secara harmonis akan bisa mengurangi jumlah pengangguran.

Minggu, 26 Oktober 2008

pAk wE telAh mEwujudkaN iMpiAnNya


Hidup adalah membuat sejarah bagi kehidupan itu sendiri. Untuk itulah kehidupan mesti diisi dengan impian, berapapun tinggi suatu impian. Hanya dengan keteguhan dan keyakinan untuk mewujudkan semua pasti akan terwujud. Seorang sahabat dekat adalah contoh betapa impiannya telah terwujud, seorang sosok pekerja keras yang memulai dari bawah menapak setapak demi setapak untuk mewujudkan impiannya.Hari ini tanggal 25 Oktober 2008 di Gudang workshop beratap seng berdinding plastik bekas baliho beralas plastik biru.Tempat tim sehati kita peduli menghitung Quick count pilkada kabupaten pontianak berdasarkan hasil suara masing-masing tps melalui sms dari para saksi.Dengan komandan erry meng up date data suara masuk dari tps yang menyebar di seantero wilayah kab.pontianak.Angka demi angka diketik di laptop yang telah terkoneksi ke layar lebar utk bisa dilihat seluruh tim sukses.
Seraut wajah sahabat yang tetap tenang menatap layar tanpa beban dan selalu tersenyum walaupun dalam kondisi puasa syawal.Dan..... tepuk tangan membahana ketika angka demi angka masuk kemudian .Pergerakan persentase bergerak melewati angka 30% batas minimal bahwa pilkada ini hanya satu putaran saja.Pasangan R2 memastikan bakal memimpin kabupaten Pontianak 5 tahun kedepan.
Dimana posisi suara rekap dilayar :
  1. Husni Thamrin-Idrus 1047 suara (0,90 %)
  2. Mardan Adjaya-Joni jamal 4038 suara (3,49 %)
  3. Johni Hasan-Aida M 1808 suara (1,56 %)
  4. Agus S- M soleh 39099 suara (33,77 %)
  5. Suryansyah-Marsel 14701 suara (12,70 %)
  6. H.Ria N- Rubiyanto 55078 suara (47,58 %)
Dengan hasil seperti diatas sangat sulit bagi calon lain utk mengejar pak We ,KB 1 B sudah jelas impian telah terwujud dan bukan impian lagi sudah kenyataan.
Tapi,Janji yang telah terucap dihadapan rakyat tinggal ditepati.Sejarah kembali harus dibuat wujudkan masyarakat kabupaten Pontianak yang sejahtera tanpa kecuali ,karena setelah pilkada tidak ada lagi "kelompok "yang ada adalah rakyat.Rakyat menunggumu sahabat........aku yakin kamu bisa dan ALLAH membimbingmu.
Dan aku mendo'akan mu selalu....... karena hanya itu yang aku bisa.......!

Jumat, 24 Oktober 2008

NASI TELAH MENJADI BUBUR

Kita sebenarnya sudah tidak ingin berpolemik berkepanjangan mengenai MUSDA III LPJKD ,tetapi dengan munculnya banyak pemberitaan tentang MUSDA yang cacat hukum.Mendapat tanggapan dari Bung Turiman Fachturahman Nur,SH MHum melalui rubrik opini yang berjudul”BENARKAH MUSDA III LPJKD KALBAR CACAT HUKUM?” .Dan tulisan tersebut ditulis berdasarkan laporan Hasil MUSDA.Tetapi tulisan ini ingin memaparkan berdasarkan hasil selama penulis masih menjadi peserta MUSDA sebelum walk out. Apabila berkelanjutan sampai akhir masa periodepun LPJKD tidak akan pernah terselesaikan.Semoga ini merupakan tulisan terakhir menyangkut MUSDA LPJK.Mudah-mudahan kejadian ini bisa menjadi bahan pembelajaran kita bersama.
Seperti yang telah saya sampaikan dalam surat saya terdahulu ada beberapa asosiasi protes itu adalah fakta.
Penjelasan pimpinan sidang tentang wakil dari pemerintah yang tidak bisa menunjukkan mandat khusus untuk menghadiri MUSDA kemudian ditafsirkan dengan penilaian oleh pimpinan sidang mandat untuk menghadiri MUSDA.Itu merupakan penilaian pimpinan sidang.tetapi yang namanya penafsiran, lain orang lain penafsirannya.Menurut penilaian saya, wakil dari pemerintah juga harus menyampaikan mandatnya khusus untuk MUSDA seperti yang berlaku dengan peserta lain tanpa pengecualian demi keadilan.
Penjelasan pimpinan sidang tentang bukti otentik persyaratan wajib yang dipenuhi oleh calon pengurus LPJKD sesuai ART pasal 33 butir 1,2,3,4,5,6,7 ,pimpinan sidang telah memberlakukan standar ganda,di satu sisi salah satu persyaratan itu wajib dipenuhi dengan bukti,tetapi persyaratan di butir yang lain dalam pasal yang sama Pimpinan sidang tidak minta bukti-buktinya,apasih susahnya ketentuan ART tersebut juga dilengkapi.
Menyangkut ketentuan AD/ART persyaratan lulus fit & profer test memang itu yang tertulis. Namun dari hasil fit & profer test tidak ada satu patah katapun menyatakan lulus yang ada hanya disarankan dan tidak disarankan.Kata lulus dengan disarankan dan tidak disarankan merupakan dua kata yang berbeda sangat jauh.Kata-kata yang tertulis di AD/ART merupakan bahasa hukum bukan bahasa penafsiran.
Jadi dari hal-hal diatas jelas belum ada persamaan persepsi ,untuk lebih fair mari kita bertanya kepada ahli bahasa tentang makna dari kedua kata tersebut.
Melihat rangkaian urutan kejadian diatas terkesan MUSDA ini dilaksanakan tergesa –gesa dan menabrak-nabrak AD/ART.
Sehingga pesepsi saya keputusan MUSDA masih dalam keadaan cidera hukum.
Ibarat pepatah “NASI TELAH MENJADI BUBUR”,mau di nikmati?
Terserah......?

waruNgnya para Kontraktor

tempat para kontraktor bertukar informasi bagi yang merasa anggota gapensi dan perlu informasi silakan ngumpul disini