Kamis, 26 Maret 2009

Buah jaTUH NgGaK JAuh dARI pOHOn


Bagi orang tua kelakuan anak-anak merupakan cerminan dari kelakuan orang tua pada masa-masanya.Jadi, sering-seringlah melihat tingkah laku anak-anak kita.Contoh dibawah ini merupakan bukti nyata dari pepatah Buah Jatuh nggak jauh dari Pohonnya.Bedanya Anak sekarang kadang kala cepat menarik pelajaran,sedangkan kita pada waktu seusianya entahlah....ha..ha,Cerita dibawah ini merupakan salah satu cermin kelakuan anak dan orang tuanya yang rada-rada mirip.Tulisan ini saya ambil diam-diam dari blognya untuk bahan pelajaran kita bersama.judul tulisannya:


Ngantuk!!


Tidur. Satu kata itu kayaknya udah nggak asing banget yah di telinga kita.
Aku yakin banget setiap manusia pasti melalui proses tidur setiap harinya.
Tidur juga salah satu terapi alami manusia dalam menghilangkan rasa lelah, pusing, dan penat setelah seharian berakitvitas.
Dan karena itu juga, semua pasti setuju kalo tidur itu bagus buat kesehatan kita.
Setuju kan?

Tapi..., kalo tidurnya berlebihan?
Gimana dong?
Apa masih ‘sehat’ buat kita?
Ragu kan?

Yah.. aku juga nggak tahu kenapa tiba – tiba ngangkat tema ini..
Yang jelas.., karena akhir – akhir ini masalah tidur ini agak mengganggu pikiranku.., akhirnya mau tak mau aku harus meluapkannya walau cuma dalam bentuk tulisan.

Ini.. ada sangkut pautnya tentang sekolah dan rapor yang sudah aku terima (yang well.., ternyata nggak sejelek yang kukira.. tapi tetep aja JELEK BANGET menurut aku)
Awal – awal semester dua.. seperti biasa guru – guru memberi evaluasi semester kemaren plus wejangan – wejangan serta peringatan untuk murid – murid yang dianggap berstatus ‘siaga dua’..
Nah.., walaupun aku juga ngedengerin wejangan – wejangan sang guru, aku nyante – nyante aja karena aku termasuk murid yang berstatus ‘aman’.
Sang guru pun teruslah berceloteh tentang betapa kita harus belajar lebih giat dan berhati – hati dengan ancaman ‘tidak naik kelas’ yang menari – nari di depan mata kita sekarang ini.
Di semester genap ini.
Yang whuah.. sedikit banyak juga bikin aku deg – degan.

Tapi, aku masih tetap nyantai..
Trus.., sang guru mengungkap suatu ‘fenomena’ baru..
Beginilah kira – kira omongannya..

“Nah.., kalian hati – hati ya..! Kalian tau nggak, nanti.. di rapor semester genap.. ada yang namanya ‘nilai akhlak’...”

“Hoo...” semua anak – anak manggut – manggut.

“Trus.. kalau seandainya, kolom nilai akhlak kalian sampai dapat huruf C...”

“Kenapa bu...?” anak – anak semakin antusias.

“Kalo nilai akhlak kalian C... walaupun nilai – nilai kalian tinggi.., kalian bakalan nggak naik kelas..”

“HAAH..??” semua teriak kaget. Termasuklah aku.

“Nggak naik kelas bu...??”

“Iya...”

Haduh... buset...! Pikir aku waktu itu.

“Jadi.. hati – hati aja yah... bagi yang suka bolos.., kabur pas pelajaran.., telat.., masuk kelas terlambat (kita kan moving class gitu).. dan tidur di kelas...,”

“HAH!” aku sontak berseru mendengar poin terakhir. “Tidur di kelas juga..., bu...?”

“Iya dong. Emang kenapa? Ada yang suka tidur di kelas disini?” tanya sang ibu guru.

Nggak ada yang ngejawab. Tapi.. entah kenapa, tanpa dikasi aba – aba semua mata di kelas menatapku. Nah lo.. nah lo..! Kenapa tuh..?

Karena tak ada jawaban (dan untungnya sang ibu guru nggak ngerti dengan tatapan anak – anak ke arahku) sang ibu guru melanjutkan kata – katanya.., “Pokoknya hati – hati aja yah. Kalian perbaiki tuh, sikap – sikap kalian di semester satu. Jangan sampai guru – guru mengecap kalian jelek cuma karena kebiasaan – kebiasaan buruk kalian di semester satu yang nggak bisa kalian ilangin.”

Aku terdiam. Kata – kata sang ibu guru begitu ‘njleb!’ di hati aku.
Okeh.., aku emang sering tidur di kelas (untuk beberapa pelajaran yang menurut aku bangeeett... membosankan) dan aku amat sangat mudah ngantuk kalo guru – guru nggak aktif melakukan improvisasi dalam menerangkan pelajaran.
Dan apa tadi?
Mengantuk -> Tidur -> Akhlak buruk -> NGGAK NAIK KELAS??
Yang bener aja!??!

Bener sih, itu kebiasaan buruk yang seharusnya udah aku buang jauh – jauh mulai sekarang..
Tapi.. gimana caranya?
Apa kalian lupa tentang definisi dari ‘kebiasaan’?
“Sesuatu yang sudah menjadi hal yang lazim dilakukan seseorang secara tidak sadar dan akan sangat sulit untuk merubahnya.”
Kira – kira itu deh definisinya. (atau ada yang bisa mendefinisikannya lebih baik? Silahkan deh..)
Perhatiin deh kata – kata ‘akan sangat sulit untuk merubahnya’.
Beneran sulit loh...,

Lagian.. asal tau aja yah.. aku ini bisa dibilang ‘expert’ dalam urusan tidur di kelas.
Berbagai pose dan gaya bisa kutirukan dan kulakonkan tiap pelajaran, tergantung siapa gurunya dan bagaimana cara mengajarnya.
Dan aku juga bisa tidur dalam hitungan kurang dari semenit kalau aku mau.
Untungnya, selama ini aku nggak pernah ketauan sama sang guru – guru pada saat ‘praktek’ tidur di kelas.
Trus.., apa aku bisa menghilangkan kebiasaan yang udah ‘mendarah – daging’ ini?

Akhirnya.. atas support dari temen – temen.., seminggu setelah peringatan.. aku mencoba menghilangkan kebiasaan buruk itu demi terhindar dari ancaman nggak naik kelas.
Aku coba buat nggak tidur di kelas betapapun mengantuknya aku.
Beribu cara udah aku tempuh supaya aku nggak tidur di kelas..
Mulai dari cuci muka.., tarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan selama beberapa kali.., trus minum vitamin.., sampe – sampe ngolesin bagian bawah mata pake minyak kayu putih dan nampar – nampar pipi.
Toh tetep aja.. aku aku nggak bisa menghilangkan rasa kantuk yang melanda!

Begitu pelajaran ‘X’..., sang guru memulai pelajaran, hawa – hawa mengantuk mulai membuai mataku. Lalu.. kurang dari sepuluh menit sang guru menerangkan...
“Khhh.........”
Eh.., langsung tidur!
Tak jauh beda dengan pelajaran ‘Y’ dan ‘Z’...
Ketika pelajaran dimulai.., aku masih bisa menahan diri sampai sekitar setengah jam, meskipun diwarnai dengan ‘hoahmm...’ di sana - sini.
Tiga puluh menit lebih dua puluh detik..., ‘bless...!!’ mataku terpejam dengan suksesnya.
Hasilnya...
Kecuali untuk pelajaran ‘N’ yang emang ‘dangerous’ banget buat tidur di kelas akibat keketatan gurunya, aku MASIH saja melanjutkan ‘job istimewa’ku dari semester satu kemaren.


So.. day by day.. aku masih dalam usaha menyembuhkan penyakit NGANTUK – ku ini.
Masalahnya... sampe sekarang pun, aku masih nggak bisa..
Jadi.. aku harus gimana dong??
Masa aku harus mengikhlaskan ‘akhlak buruk’ terpampang di raporku nanti?
Dan.. nggak naik kelas...?
NO WAY!!
Huah...,
Ada yang punya saran?
Pliz Help Me Dooongg....!!

Minggu, 22 Maret 2009

M U K E R D A


Setelah cukup lama adanya penundaan akhirnya MUKERDA GAPENSI jadi juga dilaksanakan.Memang sulit kalau setiap momentum kegiatan organisasi akan dilaksanakan apabila harus di kaitkan unsur politisnya demi menjaga seberapa besar wibawa organisasi dimata pemerintah maupun asosiasi lain.Tetapi di balik itu semua untuk mempersiapkan MUKERDA itu sendiri pada saat-saat sekarang bukan suatu hal yang mudah.Dimana semua pengurus disibukkan dengan dimulainya proses pelelangan juga ada sebagian pengurus ikut serta menjadi caleg dan mempersiapkan diri untuk mensosialisaikan dirinya masing-masing.
Untungnya di tengah kesibukan pengurus ,rapat pengurus lengkap dapat diagendakan pada hari Sabtu tanggal 7 Maret 2009, karena rapat itu sangat penting demi menentukan kepastian kapan MUKERDA akan dilaksanakan. Karena panitia khususnya OC mencoba menjadwalkan acara pembukaannya pada tanggal 20 maret 2009 dan sidang-sidangnya pada tanggal 21 Maret 2009.Seperti sudah diduga semula ternyata rapat berjalan alot pada penentuan tanggal , ketua Panitia Paulus Mursalim yang juga ditugaskan untuk bisa menghadirkan Gubernur menyatakan bapak Gubernur belum bisa dihubungi mengenai jadwal sesuai waktu yang telah di tetapkan Panitia.Sementara kalau MUKERDA dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2009 banyak pengurus tidak bisa hadir termasuk pengurus –pengurus BPC-BPC yang juga banyak menjadi Caleg karena bersamaan dengan masa kampanye terbuka.Akhirnya Rapat memintakan MUKERDA di majukan menjadi tanggal 13 Maret 2009.Ketua panitia di mintakan segera menelpon ajudan Gubernur apakah pada tanggal tersebut bapak Gubernur ada jadwal lain atau tidak.Setelah mendapat jawaban bahwa pada tanggal tersebut Beliau bisa hadir,sekarang timbul pertanyaan bagaimana kesiapan panitia apabila MUKERDA jadi dimajukan tanggal 13 Maret 2009.Saya jawab, untuk materi dan tatib MUKERDA tidak jadi masalah karena pengerjaannya sudah dicicil, sedangkan Undangan,tim paduan suara dan surat izin kepolisian serta pemberitahuan ke BPC-BPC belum ada satupun dibuat.Sementara hari Senin ternyata hari libur.Kemudian panitia mencoba mengecek kesiapan masing-masing seksi, kira-kira seksi mana yang hambatannya paling terbesar.Ternyata yang masih diragukan kesiapannya pada seksi persidangan yang di bawahi Kadir Sulma karena ,paduan Suaranya baru mulai latihan.Karena pelatih paduan suara kebetulan saya mengenal dekat ,saya telepon apa kira-kira hambatan apabila acara di majukan.Hambatan pertama dia bilang ada persamaan waktu tim paduan suara di gunakan oleh instansi lain padahal tim tersebut telah disuruh menghafal Mars dan Hymne GAPENSI,saya hanya bilang kamu cari saja anak-anak yang lain untuk dilatih kembali yang penting adanya paduan suaranya.Akhirnya usul tersebut bisa disetujui.
Kemudian untuk permasalahan surat menyurat saya bilang ke Ririn deadlinenya hari Selasa sudah harus terkirim dan pemberitahuan melalui telepon minimal hari Senin sudah diterima seluruh BPC-BPC.Makanya saya instruksikan semua panitia dan staf GAPENSI untuk selalu berada di Kantor mulai hari Senin agar mudah Koordinasi dan mohon Hape dapat aktif selama 24 jam.Perlakuan ini berlaku untuk semua pengurus tanpa kecuali apabila ada yang menolak ,saya tidak bisa menjamin acara ini akan bisa berlangsung dan yang malu adalah semua pengurus juga.Karena adanya rasa kebersamaan semua pihak segala ketentuan bisa ditepati,walaupun hari Senin libur Ketua Panitia bisa hadir di Kantor sekretariat kita bersama-sama menyelesaikan surat menyuratnya.
Pada saat yang sama saya memanggil Deden percetakan langganan GAPENSI untuk mempertanyakan kesanggupan penyelesaian pekerjaan untuk Surat Undangan,Penjilidan materi dan tatib,Back drop,Spanduk dan khususnya undangan untuk Bapak Gubernur Rabu pagi sudah harus jadi karena akan segera disampaikan ke Beliau atas permintaan ketua panitia.Saya juga meminta agar kali ini kesanggupan itu jangan sampai melenceng satu haripun karena apabila sampai terjadi bisa mempengaruhi keseluruhan acara.
Tinggal konform mengenai kesiapan orang-orang BPP siapa saja yang akan hadir,karena Sabtu dan Minggu BPP libur,konfirmasinya baru saya lakukan di hari Selasa .Jawabannya BPP akan hadir dua orang namun orang-orangnya akan di informasi ulang menjelang hari keberangkatannya.Akhirnya didapat kepastian BPP akan menugaskan saudara A.Rahman Usman sebagai wakil ketua I dan Ruslan Rivai sebagai wakil sekjen merangkap sekretaris BSAN bersedia hadir .Kedatangannya mengunakan Garuda flight kedua hari Jumat tanggal 13 Maret 2009.
Walaupun semua telah dikontrol bahwa kegiatan persiapan panitia sepertinya sudah on the track tetap saja hati merasa deg degan, apa bisa acara dilakukan dengan persiapan mendadak dan banyak kaitan dari pihak luar yang sulit pengontrolannya.
Ternyata rasa itu begitu lega semua pihak bisa hadir,Bapak gubernur,BPP GAPENSI ,KADIN KALBAR,BPC-BPC GAPENSI se Kalbar,Undangan untuk Asosiasi-asosiasi lain ,termasuk seluruh pengurus lengkap bisa hadir memenuhi ruang TAKALAR sebagai Grand Ball room Mahkota Hotel.
Sambutan demi sambutan dibacakan mulai ketua panitia dan diakhiri Sambutan bapak Gubernur yang menyatakan membuka secara resmi MUKERDA GAPENSI berlangsung sukses.Terutama pada saat sambutan bapak Gubernur yang saling memuji dengan sambutan Ketua BPD GAPENSI bapak Ria Norsan yang tidak beberapa lama lagi tepatnya pada tanggal 13 April 2009 sebulan setelah acara Mukerda di langsungkan akan menjadi Bupati Kabupaten pontianak.
Kerja sama tim yang sesuai bidangnya dan dilakukan dengan rasa penuh tanggung jawab seberapa besar hambatan akan bisa diatasi untuk membuahkan kesuksesan bersama.
Panitia MUKERDA telah membuktikannya.!!!!!

Kamis, 12 Maret 2009

S A B U



Barang ini memang ngangenin, bisa membuat kecanduan bagi yang doyan menikmati khususnya di pagi hari. Untuk memulai aktifitas, sebagai “bahan bakar” awal. Sabu yang dimaksud disini bukan sabu yang kita kenal sebagai bagian dari narkoba, tetapi sabu dari singkatan sarapan bubur. Banyaknya penjual yang menjual bubur dikota Pontianak, jadi bukan merupakan satu kesulitan bagi para pecandu sabu untuk menikmatinya sebagai sarapan pagi. Harganya pun sangat bervariasi dari 2000 perak sampai yang 7500 perak semangkok juga ada. Untuk kelas hotel pun menu ini biasa disajikan.
Berbahan dasarnya beras yang dimasak dengan campuran air yang takarannya cukup banyak sehingga bagian berasnya menjadi nasi encer. Menu ini sering juga digunakan untuk makanan orang yang baru sembuh dari sakit sebagai pembuka nafsu makan.
Sebagai campuran pelengkapnyapun bermacam-macam ada ikan teri dan kacang, ada suwiran daging ayam, ada potongan kecil daging sapi, bahkan ada juga memakai daging ikan kakap. Karena campuran tambahannya berbeda maka buburnya pun kadangkala diberi julukan sesuai nama dari bahan campurannya.
Bagaimana kalau yang dimaksud dengan sabu-sabu jenis narkotika? Itu bukannya mengenyangkan tetapi malahan bisa mematikan. Sabu narkotika merupakan turunan dari amfetamin. Amfetamin biasanya dikonsumsi dengan cara dibakar lalu asapnya dihirup atau kalau dalam bentuk tablet dikonsumsi dengan cara ditelan. Seseorang yang sering mengkonsumsi sabu ini secara umum akan mengalami gejala kelainan fisik, psikologis, dan sosial. Gejala fisiknya, jantungnya berdebar-debar, pupil matanya melebar,tekanan darahnya naik, keringat berlebihan, rasa kedinginan, mual dan muntah. Gejala psikologis dan sosialnya pun berubah menjadi hiperaktif, rasa gembira, merasa diri hebat dan super, agresif, dan gangguan dalam menilai realitas. Bila sesorang telah sering memakai sabu lalu tiba-tiba dihentikan maka akan muncul gejala ketagihan akibat putus amfetamin dan gejalanya menjadi murung, sedih, lelah, lesu, kehilangan semangat, mimpi yang sangat kacau, dan terakhir seperti ingin bunuh diri. Makanya barang haram ini sering digunakan oleh kalangan selebritis yang merasa terancam kepopulerannya akibat perjalanan waktu. Untuk itu bagi teman-teman jauhilah sabu yang ini selain tidak mengenyangkan tetapi malahan bisa kecanduan, ujung ujungnya penjara menunggu dan kematian akan menjemput.Kalau kepingin sabu, kita ganti saja menjadi kecanduan sarapan bubur jelas-jelas pasti mengenyangkan.
Kembali ke masalah sabu yang halal yaitu bubur, karena makanan ini mudah sekali cara membuatnya maka setiap orang pasti bisa memasaknya. Dulu ketika kami masih remaja, sering kali begadang dimalam hari, terutama pada malam minggu maupun malam liburan. Biasanya kami memasak bubur sebagai teman nongkrong dimalam hari.
Untuk bagian yang membawa beras, kami bersepakat masing-masing membawa satu canting beras. Bagi yang tidak membawa beras kebagian membawa dandang. Tidak hanya itu, ada juga yang membawa bumbu dapurnya seperti garam, sahang, bawang merah dan putih. Untuk masalah bumbu kami tidak pernah pusing.
Sekarang sebagai pelengkap tambahannya yang menjadi pikiran kami semua, karena judul buburnya adalah bubur ayam. Pertanyaannya, siapa yang harus membawa ayam? Karena tidak ada satu temanpun bisa membawa seekor ayam maka harus ada jalan keluarnya.
Apalagi di malam hari, mana ada penjual ayam yang berjualan, dengan sangat terpaksa kita gunakan ayam peliharaan tetangga. Mohon maaf saya tidak menggunakan kata mencuri, karena kasusnya ini amat sangat terpaksa.
Kami pun bergerilya mencari ayam tetangga ditengah malam itu. Ayam yang kami incar tentunya bukan ayam yang berada di kandang ayam, tetapi ayam yang tidurnya sering bertengger di atas pohon. Kebetulan sekali memang banyak ayam yang tidur diatas pohon. Sekarang yang harus dipikirkan, tinggal bagaimana cara menangkapnya? apa pohonnya harus dipanjat? Sementara begitu pohon akan dipanjat keburu ayamnya sudah berbunyi keoook..keook.
Dasar calon maling, ada saja solusinya, yaitu dengan cara ayam yang ada diatas pohon kita “jolok” dengan galah sebatang bambu yang di ujung atasnya diikat sabut kelapa berbentuk bulan sabit terbalik. Kemudian dengan galah tadi, pada dada ayam yang lagi tidur secara perlahan-lahan kita gosok-gosok dengan sabut kering diujung galah, mungkin karena merasa dadanya dielus-elus lembut sang ayampun yang tadinya tidur bertengger di dahan pohon lalu berpindah tidur ke sabut kelapa diujung galah. Karena ayamnya sudah berpindah tidur ke galah, kemudian kita bawa galah itu menjauh dari rumah tetangga seperti membawa petaka bendera. Kalau jaraknya sudah cukup aman, pelan-pelan ayam kita turunkan dan langsung tangkap mulutnya untuk segera disembelih. Maka jadilah ayam tadi menjadi korban untuk temannya sibubur.
Kemudian, apa yang terjadi keesokan harinya? Orang sekampung pada heboh, karena ada ayam hilang. Sementara itu kami semua sudah pada teler karena tidak tidur semalaman dan paginya kami seharian tertidur dengan suksesnya. Namanya juga orang tidur mana dengar ada orang ribut-ribut kehilangan ayam.
Biasanya, setelah itu setiap hari raya Idul fitri kami pun semua datang ke rumah yang punya ayam dan bercerita sebagai pengakuan dosa bahwa kami dulu pernah “minjam” ayam untuk teman bubur, mungkin karena suasana masih lebaran, mereka tidak marah lagi malahan kami dihidangkan aneka kue lebaran.
Nasibmulah.....ayam yam.

Minggu, 08 Maret 2009

Istriku menulis


Mungkin terprovokasi karena sering melihat saya dan Ratih sering beradu tulisan dalam memposting blog,diam-diam istri mengamati dan mencoba mengikuti demi “menikmati” membuat suatu tulisan.
Dengan keberanian yang begitu full speed, dia mencoba membuat suatu tulisan dengan bahasa yang sederhana. Kemampuan mengolah dan memilih kata begitu lugunya. Istriku mencoba menulis dengan mulai dari sesuatu yang terlintas dalam pemikirannya tanpa menghiraukan jadinya seperti apa.Begitu polos......tapi dengan kepolosan ada baiknya kita nikmati saja tak perlu koreksi maupun proses editing.Marilah kita nikmati seperti semilir hembusan angin di bawah pepohonan di pinggir pantai.Ini tulisannya... dia beri judul “TERKENANG”.
Aku,sosok seorang ibu yang mempunyai tiga orang anak.Selalu bahagia bersama suamiku dan ketiga buah hatiku.Sebenarnya aku tidaklah sepandai penulis-penulis yang handal dalam mencurahkan pikiran dan isi hatiku bahkan kadang-kadang titik koma dalam bahasa Indonesiapun aku masih suka bertanya kepada putriku satu-satunya.Namun semua ini aku paksakan karena aku selalu “iri” melihat bapak dan putriku selalu menulis apa yang terlintas di pikirannya ke dalam blog,mereka kelihatannya sangat mudah dan mengasyikkan.Kucoba menorehkan tinta ke dalam kertas putih.Aku mulai menulis apa yang terlintas di benakku.Wah...ternyata sulit dan sangat sulit.Banyak coretan coretan yang kuanggap masih salah tapi aku tidak tahu apakah kalimat-kalimat yang kutulis memang salah. Terkenang aku selagi duduk dibangku SMP,pas pelajaran bahasa Indonesia kami disuruh mengarang yang temanya sudah ditentukan.Betapa sulitnya aku menorehkan tinta itu untuk menulis yang aku bisa,karena aku kurang suka mengarang karena pada waktu itu aku ndak hobby baca,otomatis mau memulai tulisan sangat sulit.Apa yang aku mau ndak dapat,karena pada waktu SMP dulu aku suka membolos pas jam pelajaran Bahasa Indonesia.Terkenang lagi pada saat itu ada teman-temanku yang membeda-bedakan teman,mereka hanya senang dengan orang yang THE HAVE(orang kaya) istilah pada waktu itu.Jadi aku agak minder sebenarnya. Namun semua itu hanya tinggal kenangan ,aku selalu mengajarkan kepada ketiga buah hatiku,jangan memilih-milih teman.Kerjakan apa yang kamu bisa,jadi dirimu sendiri,perbanyak teman jangan perbanyak musuh. Semoga kenangan yang aku torehkan pada saat aku belajar menulis sangat berkesan di hati pembaca.
Itulah sepenggal tulisan istriku dalam memulai mencoba “belajar” untuk menulis,demikian polosnya.Kadangkala dalam kehidupan kepolosan dan keluguan menjadi barang yang aneh dan langka.Tetapi dari kepolosan akan ada suatu benang merah yang apabila kita jeli melihat,terlihat ada suatu value yang ingin disampaikannya kepada semua orang untuk berbagi cerita dan pengalaman walaupun dalam bahasa yang sangat sederhana.
Tak perlu kita menyesal tidak menjadi seorang penulis yang handal ,tapi kamu bisa bersyukur bisa melahirkan seorang anak yang berbakat menjadi penulis hebat.Itu lah kata-kata yang sering saya ucapkan untuk memacunya terus menulis.
Yang paling penting keberanian memulai menulis sudah merupakan anugrah dari Tuhan.
Maju terus...ayo teruskan keberanian itu,cepat atau lambat kamu akan semakin dahsyat.....

Kamis, 05 Maret 2009

Sulitnya MeNcOnTRenG



Tidak berapa lagi kita bakalan melaksanakan hak demokrasi untuk memilih wakil kita di legislatif. Genderang perang Baliho telah ditaburkan di tempat-tempat strategis seperti persimpangan jalan ,dipojok Gang, yah.. kecuali di atas kuburan. Ada yang ukuran besar ada yang ukuran kecil dan adapula yang ukuran seadanya, alias pahe (paket hemat). Semua dengan tujuan untuk menarik simpatik, “Pilihlah aku.....aku adalah wakil kalian siap memgemban amanah untuk masa depan.” Kita pun bingung... masa depan siapa? Emangnya semua bisa dengan mudah seperti membalik telapak tangan, seperti situasi kondisi saat ini? Pengangguran banyak, lapangan kerja berkurang, perekonomian seperti selokan mampet, banyak kotoran.
Pemilu merupakan sarana ,sebagai ajang pemandu pencari bakat, bakat pemimpin dan wakil rakyat. Sebagai salah satu dari rakyat yang mempunyai hak pilih, situasi ini kembali membuat pusing tujuh keliling.
Kebetulan pemilu kali ini, banyak teman yang menjadi caleg. Semuanya teman dekat, semuanya baik, semuanya mempunyai kompeten, semuanya minta dipilih padahal one man one vote.
Saya jadi teringat salah satu cerita pendek yang di tulis pengarang Amerika Serikat, Pearl Buck, dengan judul ”To My Daughters with Love” dengan tulisan.....
once the what is decided,the how always We must not make the how an excuse for not facing and accepting the What.....
Memilih dengan pilihan yang cocok untuk bisa mewakili kita di DPR propinsi memang harus segera di putuskan. Masalahnya kita harus memilih salah satunya.
Pasalnya semua calon yang ada kebetulan semua teman dekat. Ada Baskoro Efendy dari PPD,Koko Sudharyanto Partai Patriot, M. Rifal Pakar Pangan, Syafrudin Nasution dari partai Hanura, dan Dedy Alfian dari PAN. Mereka punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.Namanya juga manusia.
Membuat suatu keputusan memang gampang gampang susah, apalagi harus ada pilihan. Bila kualitas dari dua, tiga, empat dan lima pilihan berbeda jauh, pengambilan keputusan akan lebih mudah. Kemungkinan salah pilih amatlah kecil. Namun, bila kualitas dari pilihan itu nyaris sama, penentuannya menjadi sulit. Lantaran kualitas dari pilihan hampir sama, keputusan tidak akan terpengaruh oleh perbedaan kualitas pilihan tersebut. Nah.... pasti ada faktor faktor lain yang bisa kita ambil sebagai dasar untuk menentukan pilihan.Dan mudah-mudahan saya tidak keliru dalam menentukan pilihan di hari Kamis 9 April 2009.
Yang pasti saya tidak akan GolPut, takut...takut haram! Ada-ada saja fatwanya Ulama.

Minggu, 01 Maret 2009

KELAPA MUDA



Hampir tiap minggu saya selalu menyempatkan diri untuk menikmati air kelapa muda. Selain menyegarkan kerongkongan, air kelapa muda katanya bisa membersihkan Ginjal. Bagi kaum wanita khususnya, pada masa kehamilan banyak yang mengkonsumsi air kelapa muda karena bisa membuat kulit bayi yang di kandungnya menjadi bersih. Urusan kebenaran dari statement diatas bukan menjadi urusan saya, karena semuanya saya dapatkan dari cerita dari mulut kemulut dan belum pernah ada penelitiannya.
Tapi cerita tersebut sering saya dengar dari penikmat air kelapa muda yang lain ketika sedang menikmati air kelapa muda di pinggir jalan. Biasanya penjual kelapa muda tempat saya sering singgah terletak di pinggiran jalan Merdeka timur di bawah pohon sebagai tempat perlindungan dari terik matahari. Tempat penjual air kelapa itu sangat sederhana, terdiri sebuah gerobak dengan beberapa kursi plastik dan sebuah meja tempat menjual aneka panganan lain seperti kroket, kue sus, tart susu,risoles,bakwan,kue lapis,bolu,cucur, donat, cwa kwee sengkuang,keladi, kucai,dan nasi kuning.
Penjual air kelapa muda di pinggir jalan yang sederhana itu menjadi begitu menarik untuk selalu ramai di kunjungi pembeli.
Karena si penjual yang sepertinya seluruh keluarga di libatkan mulai dari bapak ibu sampai anak keponakan menerapkan management penjualan yang dapat di bilang cukup lumayan. Untuk pemecah batu esnya saja mereka menggunakan mesin pemecah, sedangkan ditempat lain yang pernah saya lihat masih menggunakan bekas ban dalam mobil. Es dimasukkan ke ban kemudian di pukul berkali kali sehingga menjadi butiran es yang berukuran kecil.
Kemudian, mereka melayani pembeli seperti melayani anggota keluarganya saja, semua pembeli baik langganan maupun bukan langganan terkesan akrab dengan penjual. Penjualnya familiar dengan semua pembeli. Kita sering berbicara akrab dan saling bercanda.
Pernah satu ketika saya mampir untuk minum air kelapa mungkin karena saat itu persedian kelapanya menipis, saya hanya dapat airnya saja tanpa kelapanya sayapun protes ke penjualnya, ”ci,kok air kelapanya ndak ada isinya,harganya beda dong dikorting ya?”.Si Penjual bilang “hampang lah pak” bicara dengan logat cinanya.Saya bilangnya “maksudnya gimana Ci?”
“gini pak ,bapak nanti sinik agik,nanti aku kasih isi kelapa dua kali lipat”, gurau si Amoy penjual kelapa.
Memang janjinya sering di tepati walau saya jarang mengingatkan ke amoy tadi.
Ada juga satu waktu pulang dari menjemput anak pulang sekolah kami mampir untuk minum dan makan kue cha kwee yang memang disukai si Ratih. Kue dimakan ,tapi karena keasyikan sampe lupa berapa jumlah kue yang telah di makan sehingga pada saat dikalkulasi untuk membayar menjadi kesulitan. Saya pun bertanya ,”apa kau tak lugi keh? Nanti olang makan lima die bilang tige”,biase kitepun ikut ngomong dengan logat kecinean juga.Die Jawab”telselah dielah pak,die yang beldose”.
Dengan kalimat jawaban seperti itu saya langsung menerawang jauh ke masa waktu zamannya masih sekolah dulu ketika waktu masih nakal-nakalnya,berapa banyak korban yang pernah kita buat. Ada tukang bakso lewat di depan sekolah kita panggil saat bel sekolah hampir mau masuk dan begitu bakso barusan selesai dimakan bel berbunyi kita langsung lari saja tanpa bayar.
Jangan tanyakan lagi, si penjual langsung lapor ke kepala sekolah,tapi itu memang sudah kami perhitungkan pasti kepala sekolah nyariin dengan petunjuk dari si penjual bakso tadi dari kelas ke kelas. Hasilnya tentu saja nihil! Karena kami sembunyi di WC. Begitu yang di cari tak diketemukan, baru kita keluar dari WC.Pokoknya pada masa sekolah apalagi STM,nakalnya bukan main.Termasuk juga soal makan kue lima bilang tiga. Takkan bisa disebutkan dengan bilangan kecuali,sering.
Ada juga kejadian kami sering makan gado-gado si mbah yang memang enak tapi tak punya duit, kita nekat aja pesan.Kemudian di saat pembeli ramai untuk di buatkan gado-gado si mbah sibuk mengulek kacang di saat itulah kami pergi meninggalkan warung tanpa bayar.Dan yang paling mengherankan si mbah, tidak pernah tahu atau mungkin pura – pura tak tahu, gado gadonya tetap laku,simbah tak pernah bangkrut dan tetap sehat(awet tua mbah..ha..ha.).
Tapi untuk urusan dengan si mbah sudah pernah kami selesaikan beberapa tahun kemudian dengan cara,saat kami sudah bisa cari uang sendiri dan punya uang, kami bernostalgia makan gado-gado si mbah lagi, pada saat membayar, kami bayar lebih. Si mbah kaget kok uangnya lebih banyak .Kita pun bilang “sekalian untuk bayar utang mbah!”
“Utang yang mana? Kalian kan ndak ada utang sama mbah,”si Mbah menjawab dengan wajah penuh keheranan.
“Dulu,waktu masih sekolah ,makan sering tak bayar mbah,” kami bilang sambil tertawa-tawa.
Si Mbah sebenarnya menolak dibayar, tapi kami memaksanya dan akhirnya mbah pun mau menerima juga.
Untuk kejadian diatas semua pada saat ini saya mohon ampun dari ALLAH atas kenakalan kami yang dulu.Untung nakalnya sudah ditinggalkan nggak kebawa sampai sekarang.
Memang benar suasana dalam berinteraksi antara penjual dan pembeli dibuat seperti keluarga, akan mengundang pelanggan untuk berkunjung kembali. Karena yang kita jual bukan hanya barang tetapi suasanapun layak juga untuk dijual.
Amoy....amoy.!!!!!!!!