Minggu, 08 Maret 2009

Istriku menulis


Mungkin terprovokasi karena sering melihat saya dan Ratih sering beradu tulisan dalam memposting blog,diam-diam istri mengamati dan mencoba mengikuti demi “menikmati” membuat suatu tulisan.
Dengan keberanian yang begitu full speed, dia mencoba membuat suatu tulisan dengan bahasa yang sederhana. Kemampuan mengolah dan memilih kata begitu lugunya. Istriku mencoba menulis dengan mulai dari sesuatu yang terlintas dalam pemikirannya tanpa menghiraukan jadinya seperti apa.Begitu polos......tapi dengan kepolosan ada baiknya kita nikmati saja tak perlu koreksi maupun proses editing.Marilah kita nikmati seperti semilir hembusan angin di bawah pepohonan di pinggir pantai.Ini tulisannya... dia beri judul “TERKENANG”.
Aku,sosok seorang ibu yang mempunyai tiga orang anak.Selalu bahagia bersama suamiku dan ketiga buah hatiku.Sebenarnya aku tidaklah sepandai penulis-penulis yang handal dalam mencurahkan pikiran dan isi hatiku bahkan kadang-kadang titik koma dalam bahasa Indonesiapun aku masih suka bertanya kepada putriku satu-satunya.Namun semua ini aku paksakan karena aku selalu “iri” melihat bapak dan putriku selalu menulis apa yang terlintas di pikirannya ke dalam blog,mereka kelihatannya sangat mudah dan mengasyikkan.Kucoba menorehkan tinta ke dalam kertas putih.Aku mulai menulis apa yang terlintas di benakku.Wah...ternyata sulit dan sangat sulit.Banyak coretan coretan yang kuanggap masih salah tapi aku tidak tahu apakah kalimat-kalimat yang kutulis memang salah. Terkenang aku selagi duduk dibangku SMP,pas pelajaran bahasa Indonesia kami disuruh mengarang yang temanya sudah ditentukan.Betapa sulitnya aku menorehkan tinta itu untuk menulis yang aku bisa,karena aku kurang suka mengarang karena pada waktu itu aku ndak hobby baca,otomatis mau memulai tulisan sangat sulit.Apa yang aku mau ndak dapat,karena pada waktu SMP dulu aku suka membolos pas jam pelajaran Bahasa Indonesia.Terkenang lagi pada saat itu ada teman-temanku yang membeda-bedakan teman,mereka hanya senang dengan orang yang THE HAVE(orang kaya) istilah pada waktu itu.Jadi aku agak minder sebenarnya. Namun semua itu hanya tinggal kenangan ,aku selalu mengajarkan kepada ketiga buah hatiku,jangan memilih-milih teman.Kerjakan apa yang kamu bisa,jadi dirimu sendiri,perbanyak teman jangan perbanyak musuh. Semoga kenangan yang aku torehkan pada saat aku belajar menulis sangat berkesan di hati pembaca.
Itulah sepenggal tulisan istriku dalam memulai mencoba “belajar” untuk menulis,demikian polosnya.Kadangkala dalam kehidupan kepolosan dan keluguan menjadi barang yang aneh dan langka.Tetapi dari kepolosan akan ada suatu benang merah yang apabila kita jeli melihat,terlihat ada suatu value yang ingin disampaikannya kepada semua orang untuk berbagi cerita dan pengalaman walaupun dalam bahasa yang sangat sederhana.
Tak perlu kita menyesal tidak menjadi seorang penulis yang handal ,tapi kamu bisa bersyukur bisa melahirkan seorang anak yang berbakat menjadi penulis hebat.Itu lah kata-kata yang sering saya ucapkan untuk memacunya terus menulis.
Yang paling penting keberanian memulai menulis sudah merupakan anugrah dari Tuhan.
Maju terus...ayo teruskan keberanian itu,cepat atau lambat kamu akan semakin dahsyat.....

Tidak ada komentar: