Selasa, 10 Februari 2009

BARONGSAI


Walikota Pontianak Sutarmidji mengizinkan Arakan Naga Pada puncak perayaan Cap Go Meh 9 Februari 2009 di Kota Pontianak,meskipun masih dalam tempat yang terbatas.Arakan naga yang diperbolehkan di lokasi tertentu mulai dari lapangan PSP keluar melalui jalan RA Kartini di belakang Mall Matahari belok kanan melalui jalan Patimura menuju Jalan Gajah mada sebagai pusat kegiatan.Karena di jalan Gajahmada merupakan daerah China Townnya Pontianak.
Arakan Naga dengan dasar surat keputusan walikota Pontianak diperbolehkan kembali. Sempat mendapat tanggapan protes dari salah satu ormas juga statement sebagian ulama yang menyatakan haram bagi umat Islam yang mengikuti kegiatan tersebut maupun menontonnya.
Kita tidak pada posisi yang berkompeten untuk mengomentari pro dan kontra adanya arakan Naga ,yang jelas hari Senen di Pontianak pasti akan ada kemacetan di jalan jalan karena adanya penutupan sebagian ruas jalan.
Kemacetan akan bertambah parah karena pertunjukan itu pasti akan menyedot penonton yang tidak sedikit walaupun himbauan untuk tidak menonton sudah dikeluarkan.
Bahkan harian Tribun Pontianak menuliskan secara khusus di kolom Editorialnya hari Senin tgl 9 Febuari 2009 .Menegaskan bahwa tahun ini menjadi istimewa manakala negara tidak lagi mengekang kebebasan berekspresi budaya masyarakat Tionghoa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).
Diskriminasi hak-hak sipil dan kebebasan berbudaya Tiongkok selama orde baru,telah dihapuskan seiring pemberlakukan UU nomor 12 tahun 2006.Oleh karena itu,tidak ada alasan lagi menolak,bahkan menghalang-halangi kebebasan berbudaya Tionghoa.
Perayaan Cap Go Meh kali ini tidak hanya mencatatkan tinta emas dalam konteks keaneka ragaman budaya bangsa Indonesia ,tetapi sekaligus membuka peluang di sektor wisata.
Even perayaan tahun baru Imlek dan Cap Go Meh di kalbar bahkan telah masuk dalam agenda kalender wisata.Peluang ini jelas akan memberikan nilai plus dalam program visit Indonesia di masa-masa mendatang.
Perayaan cap go meh tidak sekedar mengusung nilai-nilai budaya,tetapi juga potensial menghasilkan devisa bagi pemerintah daerah,baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara.Dan yang sudah pasti para pedagang kakilima,tukang parkir panen di hari Cap Go Meh.
Sebuah peristiwa yang memang sebelumnya di larang karena ada kepentingan politik ,akan menimbulkan gejolak sementara, apabila larangan tersebut kemudian dicabut.Merupakan suatu hal yang wajar-wajar saja tapi seiring perjalan waktu,peristiwa itu akan menjadi hal yang biasa-biasa saja.
Sebagai analogi, kita baru belajar makan sambal yang terasa sangat pedas di lidah.Hal pertama, sudah pasti mata terasa berair kepedasan ,perutpun mula-mula menolak bahkan waktu (maaf) buang airpun “knalpot” terasa pedas.Tapi pada saat semuanya telah menjadi kebiasaan maka semuanya menjadi biasa-biasa saja,semua kembali seperti hal yang wajar.
Untuk itu perayaan Cap Go Meh kali inipun seharusnya kita anggap peristiwa biasa saja ,arakan naga yang memang ada setiap hari ke 15 perayaan tahun baru Imlek yang bermakna sebagai ungkapan rasa syukur terhadap pencipta alam semesta.Ungkapan syukur ini dipanjatkan di akhir liburan 15 hari yang diberikan raja ketika berkuasa di Tiongkok di masa silam.Itulah yang menjadi dasar oleh masyarakat Tionghoa menjalani budaya arakan naga di hari Cap Go Meh.
Sebagai warga negara Indonesia yang telah mengakui teman-teman kita yang telah terlahir di bumi Indonesia walaupun mereka merupakan keturunan Tionghoa.Marilah kita satukan persepsi bahwa arakan Naga hanya peristiwa budaya bukan ritual keagamaan.
Seperti mereka juga ,manakala sebagian dari warga kita melaksanakan perayaan robok-robok yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir bulan Safar yang jatuh pada tanggal 25 Februari 2009 dipusatkan di sungai Kakap,Peniti,Segedong,dan Kuala Mempawah terlihat multi etnis turut menikmati perayaan itu sambil mereka saling menghargai.
Khasanah Budaya suatu Bangsa merupakan cerminan dari adab bangsa itu sendiri,apabila kita mampu mengelolanya dengan baik dan diakui oleh dunia,ujung-ujungnya menghasilkan duit(devisa) juga.
Karena duit tak mengenal suku bangsa,kemudian duitnya kita bisa rasakan bersama ,pada akhirnya kitapun bisa mendapat keuntungan bersama-sama. Berakit kita ke hulu berenang ketepian bersakit-sakit dahulu dapat duit kemudian.
Betul ndak.....!!!!

Tidak ada komentar: