Kamis, 19 Februari 2009

R O K O K


Merokok dapat menyebabkan kanker,serangan jantung,impotensi dan gangguan kehamilan dan janin begitu bunyi tulisan yang tertera di setiap bungkus rokok,fatwa ulama mengharamkan rokok bagi anak dan wanita hamil,kurang apalagi larangan untuk tidak merokok.Nyatanya rokok tetap merupakan barang yang selalu ada dimanapun lingkungan kita berada mulai dirumah,di angkot,disekolah,di kantor,di mall-mall bahkan dirumah sakitpun ada karena dokterpun masih kelihatan dengan enaknya merokok.
Bahaya merokok dan isi kandungan racun dari sebatang rokok sering kita dengar tapi bagi perokok berat mereka tetap bersikap manaduli.Semboyan mereka lebih baik putus cinta dari pada putus rokok,merokok mati tidak merokokpun mati juga.Bahaya rokok bukan hanya bagi perokoknya sendiri dan para ahli kesehatan mengatakan bahwa asap rokok justru berbahaya bagi perokok pasif(orang yang tidak merokok tapi kecipratan asap rokok) dibanding dari perokok itu sendiri.
Makanya negara yang sangat mencintai warganya seperti Singapura melarang keras merokok di tempat-tempat umum, bahkan melakukan denda bila melakukan pelanggaran atas larangan tersebut.Larangan merokok bukan saja di tempat-tempat umum yang tertutup di tempat-tempat terbukapun pemerintah Singapura secara tegas menyatakan daerah bebas asap rokok.
Ruang lingkup perokok dipersempit, demi kesehatan penduduknya.Bagaimana ? di Indonesia yang mungkin karena jumlah penduduknya begitu banyak,kemudian penghasilan dari cukai rokok bagi pendapatan negara cukup besar,belum lagi dari sisi tenaga kerja yang sudah tergantung dengan industri rokok seperti petani tembakau,buruh-buruh pelinting rokok,maupun buruh dari pabrik-pabrik rokok seperti di Kudus dan Kediri.Memang benar,untuk urusan rokok di Indonesia merupakan buah simalakama. Disatu sisi merupakan sumber penghasilan disisi lain sumber bencana,suatu pilihan yang sulit atau dua-duanya biarkan berjalan seiringan.
Yang pasti akan terjadi adu kekuatan antara produsen dan masyarakat anti rokok melalui komnas perlindungan anak.
Produsen akan jor-joran mengiklan rokok produknya,toh biaya iklan ditanggung oleh perokok itu sendiri.Mengingat berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh iklan terhadap dorongan remaja untuk merokok se usia 13-17 tahun mencapai 91,7 persen.Jadi, Selama ketegasan dari pemerintah belum ada maka selama itulah adu kekuatan akan terus berlangsung.
Belum lagi kebiasan buruk dari lingkungan terdekat seperti orang tua apabila menjadi perokok aktip.Anak-anak remaja mereka seperti terobsesi dengan kenikmatan dari merokok seperti makanan yang melezatkan saja.
Untungnya saja sebelum saya menjadi orang tua bagi anak –anak, kebiasaan tersebut sudah bisa saya hentikan disekitar tahun 90- an.Karena anak pertama saya lahir pada tahun 91.Cara menghentikan kebiasan merokok tersebutpun tidak begitu merepotkan dimulai dari hal yang sangat sepele saja.Pada saat itu saya sering melobby proyek dengan cara menemui Pimpro.Karena yang ingin menemui sang Pimpro begitu banyak, maka semuanya harus mengantri seperti pasien menunggu dokter.Sambil menunggu ,biasanya kita selalu menghabiskan waktu dengan merokok dan jeleknya lagi kalau tidak merokok kayaknya sulit untuk kita memulai suatu pembicaraan.Seolah olah tanpa merokok ,tidak ada rasa percaya diri,berpikirpun terasa begitu sulitnya semuanya harus ditemani rokok.Entah kenapa tiba-tiba dibenak timbul pemikiran,kalau saya tergantung terus-menerus dari rokok,akan menjadi apa?Sejak saat itu juga, sebungkus rokok Jarum super enambelas berikut korek apinya yang ada di saku baju, saya buang ke tong sampah,titik.
Namun biaya dari kebiasaan merokok tetap saya keluarkan. Hanya penggunaannya dialih fungsikan menjadi pembiayaan cicilan kaplingan tanah,dan yang terjadi sungguh di luar dugaan beberapa tahun kemudian kami mempunyai beberapa tanah kapling yang siap bangun termasuk siap jual kalau kepepet.
Ketimbang kalau masih merokok yang didapat hanya abu rokok dan simpanan penyakit di badan yang setiap saat bisa muncul akibat reaksi dari lamanya merokok.
Perjalan waktu merokok dari saya mulai kuliah sampai selesai dan kemudian kerja, saya tutup begitu saja tanpa bantuan perantara apapun baik permen maupun permen karet,langsung saja tidak ada keinginan lagi untuk merokok walaupun melihat kiri-kanan kepal-kepul merokok dengan nikmatnya.Sekarangpun dimobil tetap dilarang merokok bagi yang berada didalamnya,dirumah tidak ada anggota keluarga yang merokok,asbak rokok kami tak punya.Anak-anak juga tidak merokok walaupun kami tidak pernah mengeluarkan larangannya, cukup mencontohkan untuk tidak merokok.Itu bisa dideteksi dari bau mulutnya tidak bau tembakau,kecuali bau jengkol kalau habis makan jengkol rendang.
Biasanya perokok berat mulutnya bau asbak.Sungguh beruntung bagi para wanita yang mempunyai suami bukan perokok berat selain uang belanja tidak berkurang dan yang paling penting tidak pernah mencium asbak rokok.
Melawan diri sendiri memang serasa sulit tapi kalau ada kemauan pasti gampang apalagi kalau menghasilkan tanah kaplingan.
Pokoknya gampang dech..........!!!!!!

Tidak ada komentar: