Senin, 12 Januari 2009

T e r l a m b a t


Hari jum’at tanggal 8 Januari 2009 seperti biasa saya melaksanakan kewajiban mengantar anak nomor dua ke Sekolah.Memang pagi itu tidak seperti biasa perginya agak mepet dengan jam masuk sekolah sekitar jam 7 kurang sepuluh menit.Kalau dalam keadaan biasanya waktu tempuh tersebut dari rumah kesekolah memang agak pas-pasan.Ketika sampai di sekolah jam di mobil menunjukkan jam 6.58 masih kurang dua menit dari jam masuk tepat jam tujuh.Terlihat satpam sekolah baru mulai menutup pagar .Saya pikir tidak ada masalah keterlambatan sepersekian menit itu.Maka Isma saya tinggalkan saja ,Pulang ke rumah untuk urusan lain.Tetapi baru saja sampai di rumah hape berdering sms masuk “beh jemput”,Ha... Kok minta jemput sih.Apa ndak di izinkan masuk .”Iya beh, ndak di izinkan masuk nih” kecuali ada alasan tepat,seperti ban motor bocor.Dalam perjalanan pulang kami saling mendiskusikan penyebab hari itu jadi terlambat.Cuma di dalam hati sih saya bersyukur si Isma kena sanksi di kuncikan pintu gerbang sekolah,sebagai pelajaran untuk jangan di ulang kembali.
Memang menegakkan disiplin di lingkungan sekolah sangat penting apalagi dilakukan tanpa kecuali termasuk para guru juga harus diberlakukan hal yang sama.Cuma menjadi aneh di waktu yang sama pada pagi itu kebetulan ada dua orang guru datangnya terlambat juga. Tapi diperbolehkan masuk dengan alasan sebelumnya mereka telah menelpon bahwa datangnya mungkin agak terlambat.
Pernah sewaktu pengambilan raport semester pertama pada tanggal 20 desember 2008 dijadwalkan untuk kelas X pada jam 9.30,tapi sampai jam 10.00 belum ada tanda tanda raport akan di bagikan,batang hidung walikelas belum juga nongol.Ternyata penegakan disiplin masih berlaku hanya untuk muridnya saja untuk para guru masih terjadi pengecualian.Sekedar tahu saja sekolah sekelas SMA negeri 3 yang katanya SMA favorit penegakan disiplinnya masih tebang pilih.Mohon Maaf Pak Dwi Suryanto kalau membaca blog ini.
Kejadian terlambat masuk sekolah jadi mengingatkan saya ketika masih sekolah dulu di STM negeri I di Siantan sekitar tahun 1980. Karena antara rumah dan sekolah masih terpisahkan oleh sungai Kapuas dan transpotasi penyeberangan masih menggunakan ferry. Jembatan Kapuas belum ada.Dimana ferrynya bodong lagi kadangkala bila arus sungai kencang bisa membawa hanyut ferry.
Pada waktu itu ada seorang Guru kalau tidak salah ingat pak Thamrin namanya ,mengajar bidang Study Agama Islam. Beliau baru mengajar di STM coba menerapkan aturan bahwa siswa tidak boleh terlambat masuk .Sebagai batas toleransi hanya dibolehkan 5 menit saja.Setelah itu pintu kelas di kunci.Dasar guru baru sehingga tidak tahu situasi. Bahwa biar kita pagi-pagi berangkat. Namun jika keadaan lagi apes. Arus sungai kapuas kencang ,dan antrian kendaraan yang mau menyeberang lagi banyak,kemungkinan terlambat semakin besar.
Kami pernah terlambat karena ferrynya hanyut dan begitu masuk kelas pintu kelas sudah terkunci ,terpaksa kita nunggu diluar dan tidak bisa mengikuti pelajaran Agama di hari itu.
Pada lain hari kami datang lebih pagi , pak Thamrin lagi ada masalah datangnya terlambat dan telah melampaui batas kesepakatan 5 menit maka pintu kelas giliran kami yang mengunci dari dalam.Bahkan kami ganjal pintu itu dengan kursi sehingga pak guru tidak bisa masuk kelas,Karena pintu itu sebagian ada kaca tembus pandang maka kami saling intip.Sang guru mohon minta di bukakan pintu kami di dalam tidak bergeming utk membukakan pintu sambil saling dorong.Akhirnya guru menyerah lapor ke kepala sekolah.Barulah pintu kelas kami buka ,kamipun dimarahi kepala sekolah.Semenjak kejadian tersebut kesepakatan terlambat mulai ada kompromi.
Ternyata selama masih dalam batas toleransi kesepakatan dapat dikompromikan.
Aahhh..Masa SMA memang masa-masa yang paling Indah.

2 komentar:

dOnLyMe mengatakan...

Babeh!
Seenake masukin foto yang ada tampank daku!!
Malu2in Ajah!
Udah Aib DaKu DiuMbar2..
Dasar,.
Beh..
KoMen PosTiNgaN DaKu,
oKeh??

pakjanggut mengatakan...

Ji, betul kate Ente. Ana setuju sekali. Kite harus bijak, aturan harus berlaku umum. Tidak boleh parsial. Pak Haji Dwi, pasti setuju. Sukses selalu Ji.